Rabu, 30/04/2025 09:00 WIB
JPO Hantu Depan UIN Jakarta Kapan Digeser?
DAKTA.COM : Jembatan Hantu, itulah julukan yang cocok buat JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) di sekitar UIN. Jaraknya sekitar 200 meter dari pusat keramaian.
Pusat keramaian adanya di depan kampus UIN. Persia berseberangan dengan kampus IIQ. Jumlah mahasiswa yang lalu lalang di jalan raya antar dua kampus ini jumlahnya bisa ribuan. Bahkan puluhan ribu. Setiap hari. Mereka lewat JPO (Jembatan Penyebetangan Orang) itu? Tidak ! Jaraknya kajauhan. Muter. Gak efisien. Buang waktu. Kecuali mahasiswa yang memang niat mau bakar kalori. Atau dosen kurang kerjaan, karena nunggu masa pensiun.
Dosen, mahasiswa, pegawai UIN, pegawai dan nasabah bank, pegawai rumah sakit, para pedagang, dll, mereka menyeberang lewat jalan raya. Risiko tertabrak motor atai mobil, besar sekali.
Kendaraan lalu lalang depan kampus UIN kencang sekali. Jalan menikung, sehingga pengendara kurang waspada. Kasus kecelakaan sudah sering terjadi. Mahasiswa dan dosen jadi korban. Korbannya bukan anak menteri dan dirjen PUPR. Bukan pula anak walikota dan gubernur.
Masyarakat yang hari-harinya menyeberang ingin sekali JPO itu dipindahkan. Digeser ke depan kampus UIN yang berseberangan dengan kampus IIQ. Atau digeser ke depan masjid yang berseberangan dengan gedung Bank BNI. Tapi, harapan tinggal harapan. Bukannya digeser, pemerintah malah membuat lampu penyeberangan. "Merah, kuning, hijau", seperti lagu pelangi anak-anak TK.
Jembatan tetap ada di tempatnya. Lusuh dan kumal. Rusak besi dan atapnya. Lalu diperbaiki. Rusak lagi, diperbaiki lagi. Diperbaiki untuk siapa? Untuk anak muda stres yang hari-harinya cari lokasi buat coret-coret. Sebuah ekspresi kemarahan kepada negara yang seringkali tidak peduli kepada kaum susah.
Coba anda lihat, berapa orang setiap harinya yang nyeberang di JPO itu? Adakah 5 orang? Adakah 10 orang? Perjam berapa orang? Sehari berapa orang? Bandingkan dengan ribuan, bahkan puluhan ribu dosen, mahasiswa, pegawai, pedagang, dan para nasabah bank yang setiap harinya menyeberang dari depan kampus UIN ke rumah sakit, masjid, atau sebaliknya.
Lalu, JPO itu untuk siapa bro? Buat asesoris? Tempat pemerintah pasang papan iklan? Atau sekedar proyek dan proyek. Kelakuan !
Jika digeser kedepan kampus UIN-IIQ, ruang iklan gak akan hilang. Jauh lebih terlihat indah karena akan ramai digunakan.
Tak ada alasan yang masuk akal membiarkan JPO itu jauh dari keramaian. Kenapa terus dipertahankan?
Simple kok. Cukup dengan PL (Penunjukan Langsung) jika anggaran pemindahan kurang dari Rp. 200 juta. Kalau lebih, tinggal lelang. Ah, anda kan jago main lelang. Ini hanya soal kepekaan dan kemauan saja.
Anda PL-kan atau proses lelang, gak sampai seminggu, JPO bergeser. Mudah bukan? Kalau mudah, kenapa jadi begitu sulit anda melakukan eksekusi.
Malu rasanya setiap melihat JPO itu. Hampir setiap lewat, sepi. Wajar kalau dijuluki JPO Hantu. Kerumunan massa dipaksa lewat Jl. Raya Juanda. Pengendara terpaksa ngerem mendadak karena ada masyarakat penyeberang.
Terus seperti ini, sampai kapan?
Tony Rosyid_Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
Reporter | : | Warso Sunaryo |
- Prestasi Bulu Tangkis tak Bisa Diraih Instan
- 11 Tuntutan Buruh di May Day 2025
- Dahnil Anzar Simanjuntak Soroti Urgensi Petugas Haji Perempuan dalam Raker Komisi VIII DPR RI
- Gubernur 'Konten' Dedi Mulyadi dan Jebakan Komunikasi Artifisial
- Purnawirawan Ditantang Tempuh Jalur Konstitusi untuk Copot Gibran
- Jelang Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak Tinjau Kualitas dan Kesiapan Akomodasi, Serta berbagai Layanan bagi jemaah di Arab Saudi
- Survei KedaiKOPI: 91,2% Masyarakat Puas dengan Rekayasa Lalu Lintas Mudik 2025
- Kepala BP Haji Tinjau Area Armuzna, Pastikan Kesiapan Penyelenggaraan Haji 2025
- Menhub Dudy: Pengguna Angkutan Umum Naik 8,5% Selama Masa Angkutan Lebaran 2025
- Kurniasih: Tindak Tegas Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Pasien, Minta STR dan SIP Pelaku Dicabut!!
- FK UIN Walisongo Berdiri Lewat Persuasi Wamenag Romo Syafii dengan Kemendiktisaintek
- 9 Strategi Politik Jokowi
- Lima Saran Kadin untuk Pemerintah Merespons Kebijakan Tarif Trump
- Dedi Mulyadi Sentil Bupati Indramayu Lucky Hakim Berlibur ke Jepang Tanpa Izin
- ANTI KLIMAK PERSIAPAN ANGKUTAN MUDIK LEBARAN 2025
0 Comments